Pages

Lutfi Hamid : Pembentukan Desa Kerukunan Menjadi Kebutuhan

Sleman (Inmas) - Tidak ada pembangunan tanpa stabilitas dan tidak ada stabilitas tanpa kerukunan. Hal ini berarti bahwa kerukunan menjadi pondasi gerak langkah pembangunan bangsa. Hal ini diungkapkan Kabag TU Kanwil Kementerian Agama DIY Drs HM Lutfi Hamid MAg pada rapat koordinasi dan pembinaan kerukunan hidup umat beragama Kabupaten Sleman di Hotel Prima, Sleman, Kamis (25/8).



Untuk mencegah munculnya disharmoni masyarakat, Lutfi Hamid mengusulkan untuk membentuk Desa Kerukunan yang kini menjadi suatu kebutuhan. "Mari kita susun konsepnya bersama dalam rakor ini. Susun pula tolok ukur, instrumen dan pelaksanaannya," katanya dihadapan peserta yang terdiri dari pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sleman dan instansi terkait.

Lebih lanjut Lutfi menjelaskan mengenai pentingnya dibentuk satuan tugas (satgas) desa kerukunan beserta perlengkapan yang dibutuhkannya. Bila terjadi disharmoni di masyarakat, perangkat desa memiliki kekuatan emosional yang lebih besar dibanding instansi lainnya. Menurut Lutfi, selain memiliki tingkat rasionalitas yang tinggi, masyarakat kita masih memiliki nilai-nilai kearifan lokal. Dicontohkannya, bila yang berbicara lurah, yaitu tokoh yang mendapat legalisasi tidak hanya dari pemerintah, tetapi juga mayoritas masyarakat, maka efek yang ditimbulkannya lebih besar dalam meredam gejolak di masyarakat.

"Ajukan konsep ini ke bupati untuk ditindaklanjuti pada SKPD terkait. Bila desa kerukunan ini kita suarakan terus, provokator yang berusaha masuk desa dapat diminimalisir. Selama ini masyarakat mengabaikannya karena belum memiliki mindset tentang kerukunan," tegas Lutfi yang pernah menjabat sebagai Kepala Kankemenag Sleman.

Mengenai dananya, Lutfi menyarankan untuk mengajukan bantuan pada Dana Keistimewaan (Danais) dan Dana Desa karena landasan kultural desa kerukunan adalah sawiji greget sengguh ora mingkuh. "Sawiji berarti satu, greget artinya semangat, sengguh berarti percaya diri dalam bertindak tapi tidak sombong. Sedangkan ora mingkuh berarti tidak akan mundur dalam menghadapai tantangan," paparnya.

Berbicara mengenai masyarakat madani, Lutfi mengajak untuk tidak lagi berbicara mengenai mayoritas dan minoritas karena setiap warga negara memiliki peran yang sama dalam membangun bangsa.(and/win)


Sumber: www.yogyakarta.kemenag.go.id

redaksi

No comments:

Post a Comment