Pages

Kakanwil : Pengelolaan Zakat Harus Beda dengan Perbankan


Yogyakarta (Inmas DIY) – Pengembangan digitalisasi zakat di era distruption sangat dibutuhkan. Saat ini dunia terus berpacu memasuki zaman industri 4.0 dimana informasi memiliki peran sangat penting. Maka sosialisasi dan pemberdayaan zakat dan wakaf perlu memanfaatkan kemajuan teknologi informasi. Hal tersebut disampaikan Kepala Kanwil, Drs. HM. Lutfi Hamid, M.Ag. saat hadir sebagai pemateri dalam Lokalatih Tunas Muda Agent of Change Ekonomi Syariah yang berlangsung Senin – Rabu, 5-7 November di Jogja Rich Hotel.

Kakanwil Menerima Buku yang diserahkan M Fuad Nasar


Lutfi juga menyampaikan kelebihan zakat melalui amil di antaranya menjamin kepastian dan disiplin muzakki dalam membayar zakat. Kedua, menjaga perasaan rendah diri para mustahik. Ketiga, memperlihatkan syiar Islam. Keempat, mencapai efisiensi dan efektifitas serta tepat sasaran. Kelima, dapat digunakan untuk kemaslahatan umat Islam secara umum yang memerlukan dana yang besar.

“Lembaga zakat harus berbeda dengan perbankan, bila diperbankan pelepasan dana ke customer tidak dipantau penggunaannya. Berbeda dengan zakat, seharusnya dipantau outcome yang telah didapatkan, sampai tingkat controlling, bukan sekedar penyaluran, bukan sekedar gampang dan merata, tetapi nilai tumbuh perlu diperhatikan,” jelas Lutfi.

Terkait dengan digitalisasi, Lutfi memandang butuh landasan ukhuwah Islamiyah. Karena melalui kesepahaman antar muslim memudahkan dalam memaksimalkan pengelolaan zakat dan wakaf. Menurutnya, ada beberapa kelebihan digitalisasi zakat dan wakaf, antara lain kemudahan, keamanan, keterjangkauan, kecepatan, dan efisiensi. Meskipun demikian ia mengakui adanya tantangan dalam digitalisasi zakat dan wakaf. “Segmen muzakki menjadi lebih terbatas karena umat Islam belum melek teknologi maka butuh edukasi. Kesiapan sumber daya manusia (SDM) perlu untuk melatih tenaga yang diperlukan,” terangnya. 

Kegiatan diikuti 40 peserta terdiri dari pengelola zakat serta para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta, terutama dari jurusan yang berkaitan dengan ekonomi syariah. Dalam sambutannya, ketika membuka kegiatan Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Ditjen Bimas Islam Kemenag M Fuad Nasar, merasa senang bisa menggelar acara di Yogya, karena dinilai sebagai pusat intelektual dan memiliki nilai historis berkaitan dengan Kementerian Agama. Turut hadir pula Kepala Bidang Penais Zawa, Drs. H. Muklas, M.Si. [eko]

redaksi

No comments:

Post a Comment